Umat Islam di Indonesia diminta untuk mampu mencontoh Muslim Cina dengan segala kearifan tradisi, filsafat, dan sejumlah etos kehidupannya. Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin, umat Islam juga mestinya mampu memanfaatkan era kebangkitan Cina saat ini.
Menurut Din, selain mampu menghasilkan cadangan devisa, mereka pun memiliki penyebaran perantau yang sangat besar di dunia. "Kebangkitan Cina ini harus bisa dijadikan,pe-luang bagi Muslim di Indonesia. Hubungan sosial diperkuat, terutama dalam bidang agama," katanya di Jakarta, Kamis (4/3).
Din, yang berbicara saat acara kunjungan, delegasi China Islamic Association (CIA) ke kantor PP Muhammadiyah, mengatakan, upaya itu sama sekali tak sulit dilakukan. Sebab, secara historis, sejarah Islam antara Cina dan Indonesia sangat dekat. Sejak masa ketenaran Jalur Sutra, warga Cina dan Indonesia telah membentuk hubungan yang erat.
Sebut saja, kata Din, Laksamana Ceng Ho yang menjadi panutan Muslim Cina sedunia. Tak hanya itu, ajaran Islam sejak dulu sudah menjadikan negara ini sebagai referensi tempat belajar para Muslim. Dalam sebuah hadjs, dinyatakan bahwa tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina. "Banyak kebaikan yang bisa dicontoh dari Cina," ujarnya.
Terutama, kata Din, dalam etos kerja mereka. Mereka memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi. Hal ini sangat mungkin dilakukan oleh umat Islam. "Pada kenyataannya, Islam pun mengajarkan hal yang sama. Bahkan, malah lebih tinggi lagi. Sayang, banyak umat Islam tak mampu menerjemahkan ajaran itu secara progresif dalam kehidupannya."
Din mengungkapkan, Muhammadiyah berencana mempererat hubungan dengan Muslim Cina dalam bidang pendidikan. Muhammadiyah akan mempertimbangkan adanya pelajaran bahasa Mandarin di semua lembaga pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah. "Kami juga akan menggiatkan pengiriman kader Muhammadiyah ke Cina untuk belajar."
Wakil Presiden CIA, Mustafa Yang Zhibo, mengatakan, pihaknya berencana menyelenggarakan China Indonesia Islamic Cultural Expo and Art Show. Kegiatan ini juga bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Cina dan Indonesia. "Pameran ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara Muslim Cina dan Indonesia," katanya.
Mustafa berharap, pameran ini dapat menumbuhkan rasa persaudaraan yang erat antara Muslim Cina dan Indonesia. "Tak hanya karena sama-sama terikat dalam keindahan Islam, namun juga dinaungi oleh hubungan bilateral yang sangat baik sejak dulu," katanya. Kemungkinan, pameran digelar sebelum atau sesudah Ramadhan tahun ini.
Mustafa mengatakan, dalam pameran itu, akan dipublikasikan sejarah Islam di Cina pada masa lalu dan kondisi Muslim Cina saat ini. Menurut dia, akan ada banyak informasi yang ditampilkan, baik dalam bentuk tulisan maupun foto. Alquran tertua, kaligrafi, serta barang-barang budaya Cina juga akan dipamerkan.
Menurut Mustafa, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia. "Kami juga menginginkan dukungan dari organisasi Islam besar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah," katanya. Menurutnya, Muhammadiyah dinilai cukup terdepan dalam bidang pendidikan dan sosial di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar